Seorang pria imigran asal Maroko, Senin (5/1), terpilih menjadi Wali Kota Rotterdam, kota kedua terbesar di Belanda. Pemilihan Ahmed Aboutaleb (47) yang Muslim itu dinilai merupakan sebuah langkah integrasi untuk kelompok minoritas. Sebelumnya, Aboutaleb yang pernah menjabat Menteri Muda bidang sosial terpilih untuk menentramkan hubungan penduduk asli Belanda dan penduduk imigran yang terus berkembang populasinya. "Saya siap membangun kepercayaan dengan dasar konstitusi demokrasi, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan beragama, persamaan hak pria, wanita, homoseksual dan heteroseksual, serta memerangi diskriminasi," demikian janji Aboutaleb, yang mantan wartawan tersebut, Selasa (6/1).
Aboutaleb yang juga merupakan anggota dewan kota Amsterdam itu mengungkapkan, semasa kepemimpinannya nanti, dia tak ingin terulang kembali peristiwa tahun 2004, di mana kelompok ekstrimis Muslim di sana membunuh seorang pembuat film Theo van Gogh. Menurut dia, kaum Musim harus mampu beradaptasi dengan kehidupan di Belanda, jika tidak, mereka sebaiknya meninggalkan negara itu. Kota Rotterdam sebenarnya secara politik dikuasai kelompok anti-Islam yang dipimpin Pim Fortuyn yang tewas pada 2002. Namun, penerus kebijakan Fortuyn, Marco Pastors malah mendukung terpilihnya Aboutaleb, yang menurutnya, merupakan pilihan yang tepat.